Rabu, 10 Oktober 2012

(98) Asma al-Husna : Al-Rasyiid




(98) Al-Rasyiid (Yang Maha Tepat Tindakan-Nya)

 Al-Rasyiid atau al-Mursyid artinya yang memberi petunjuk, yang lurus, baik, dan cerdik. Petunjuk-Nya terhadap hamba-Nya berupa hidayah bagi hati sang hamba untuk menuju makrifat-Nya. Ini merupakan pusaka amat besar yang dikhususkan untuk wali-wali-Nya setelah para hamba itu diberi petunjuk mengenai kebaikan atas hal-ihwal mereka, dengan sebab-musabab yang membawa kebaikan dari apa yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Allah Swt berfirman: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Allah mengilhami kefasikan dan ketakwaan”. (QS. al-Syams [91] : 7-8).

Tanda petunjuk-Nya pada kebaikan diri sang hamba adalah dorongan pada kebaikan dan menanamkan tawakal kepada-Nya, menyerahkan segala urusan secara keseluruhan kepada-Nya. Dalam menghadapi semua pekerjaan selalu memohon kepada-Nya agar diberikan kemudahan dan jalan keluar. Ini dicontohkan oleh Nabi Musa as., sebagaimana diabadikan al-Qur’an: “Dan tatkala menuju ke negeri Madyan ia (Musa) berkata: ‘Semoga Tuhanku membimbing diriku ke jalan yang lurus’” (QS. al-Qashash [28] : 22).

Begitulah seharusnya tata krama seorang hamba, bila hari menjelang pagi, hatinya dipenuhi oleh tawakal kepada Tuhannya; tidak menghadapi pekerjaan kecuali berlindung kepada Allah Swt, lalu tekun menanti tiba isyarat dalam hatinya. Maka, jika demikian kelakuan sang hamba, semua persoalannya akan diselesaikan, semua hajatnya akan dicukupi. Kalau sang hamba lengah, berbalik dari ketentuan yang demikian, Dia pun akan mencela, bila perlu dihardik agar sang hamba menginsafi bahwa dirinya terdapat keburukan akhlak.

Sang hamba pun terbuka hatinya, kembali kepada-Nya, sehingga ia akan menemukan lagi ketenangan; ditinggalkanlah tindak ikhtiar dan muslihatnya, sehingga tibalah petunjuk Allah terhadap jiwa para zahid (mereka yang tidak condong pada dunia) untuk berjalan menuju lorong ketaatan; dan hati para arif menuju pada makrifat, serta arwah para wajidiin (yang mendapat) menuju pada hakikat mahabbah-Nya dan Asraar (rahasia-rahasia) menuju pada al-Muwahhidin (yang mengimani keesaan Allah) memuncak pada qurban (pendekatan)-Nya.

<===  To Be Continued  ===>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlangganan via E-mail

Subscribe Here

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...