(98) Al-Rasyiid (Yang Maha Tepat
Tindakan-Nya)
Al-Rasyiid atau al-Mursyid artinya yang
memberi petunjuk, yang lurus, baik, dan cerdik. Petunjuk-Nya terhadap hamba-Nya
berupa hidayah bagi hati sang hamba untuk menuju makrifat-Nya. Ini merupakan
pusaka amat besar yang dikhususkan untuk wali-wali-Nya setelah para hamba itu
diberi petunjuk mengenai kebaikan atas hal-ihwal mereka, dengan sebab-musabab
yang membawa kebaikan dari apa yang berkaitan dengan kehidupan mereka. Allah
Swt berfirman: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), maka Allah
mengilhami kefasikan dan ketakwaan”. (QS. al-Syams [91] : 7-8).
Tanda petunjuk-Nya pada kebaikan diri sang hamba adalah
dorongan pada kebaikan dan menanamkan tawakal kepada-Nya, menyerahkan segala
urusan secara keseluruhan kepada-Nya. Dalam menghadapi semua pekerjaan selalu
memohon kepada-Nya agar diberikan kemudahan dan jalan keluar. Ini dicontohkan
oleh Nabi Musa as., sebagaimana diabadikan al-Qur’an: “Dan tatkala menuju ke
negeri Madyan ia (Musa) berkata: ‘Semoga Tuhanku membimbing diriku ke jalan
yang lurus’” (QS. al-Qashash [28] : 22).
Begitulah seharusnya tata krama seorang hamba, bila hari
menjelang pagi, hatinya dipenuhi oleh tawakal kepada Tuhannya; tidak menghadapi
pekerjaan kecuali berlindung kepada Allah Swt, lalu tekun menanti tiba isyarat
dalam hatinya. Maka, jika demikian kelakuan sang hamba, semua persoalannya akan
diselesaikan, semua hajatnya akan dicukupi. Kalau sang hamba lengah, berbalik
dari ketentuan yang demikian, Dia pun akan mencela, bila perlu dihardik agar
sang hamba menginsafi bahwa dirinya terdapat keburukan akhlak.
Sang hamba pun terbuka hatinya, kembali kepada-Nya, sehingga
ia akan menemukan lagi ketenangan; ditinggalkanlah tindak ikhtiar dan
muslihatnya, sehingga tibalah petunjuk Allah terhadap jiwa para zahid
(mereka yang tidak condong pada dunia) untuk berjalan menuju lorong ketaatan;
dan hati para arif menuju pada makrifat, serta arwah para wajidiin (yang
mendapat) menuju pada hakikat mahabbah-Nya dan Asraar (rahasia-rahasia) menuju
pada al-Muwahhidin (yang mengimani keesaan Allah) memuncak pada qurban (pendekatan)-Nya.
<=== To Be Continued ===>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar