(94) Al-Nuur (Yang Maha Pemberi /
Pemilik Cahaya)
Al-Nuur adalah nama dari nama-nama-Nya Swt yang
disebutkan dalam al-Qur’an:
“Allahu nuuru al-samaawaati wa al-ardhi”.
Artinya: “Allah
adalah (Pemberi) nuur (cahaya) bagi langit dan bumi” (QS. al-Nuur [24]:
35).
Arti “memberi cahaya langit dan bumi”, dapat pula
diartikan memberi hidayah kepada ahlinya (penghuni langit dan bumi). Dia
menyandang nama al-Nuur, karena Nuur itu berasal dari-Nya. Sudah
menjadi tradisi orang Arab memberi nama kepada sesuatu merujuk asal-usulnya.
Sehingga bisa dipahami, bahwa dari-Nya segala cahaya dari ufuk ke ufuk, dari
seluruh benda langit dan bumi, bintang-bintang, dan tubuh-tubuh manusia
disebabkan bekas-bekas ibadat yang dilakukan itu memberi cahaya pada hati.
Karena itu, ketaatan seorang hamba bagaikan hiasan jiwa dan bayangan indah,
sedang makrifat itu menjadi hiasan hati dan roh.
Allah Azza wa Jalla memberi tambahan berganda ke
dalam hati seorang mukmin “cahaya di atas cahaya”, serta dikuatkan dengan
bantuan-Nya berupa nuur burhaan (cahaya pembuktian), kemudian ditambah
lagi dengan nuur irfaan (makrifat). Sebagaimana firman-Nya: “Cahaya
di atas cahaya; Allah menuntun pada cahaya-Nya siapa saja yang Dia kehendaki”
(QS. al-Nuur [24]: 35)
Allah Jalla Jalaluhu memberi hidayah pada hati dengan
nuur-Nya mengarah pada kebaikan budi pekerti, agar sang hamba
mengutamakan al-Haq yang benar dan meninggalkan yang batil. Dalam sebuah Hadis
disebutkan:
Sesungguhnya Allah menyukai ketinggian budi pekerti dan
membenci pada kebejatan akhlak.
Ketinggian budi pekerti adalah kewaspadaan diri agar tidak
menghambakan diri kepada selain Allah
dan memandang kecil kadar dunia ini serta menggalakkan kedermawanan atas setiap
orang. Karena Allah mencintai setiap hamba-Nya yang dermawan dan pemurah.
Allah Swt mewahyukan kepada Nabi Musa as.: “Jangan engkau
bunuh Samiri itu, karena ia seorang dermawan”.
Dikatakan pemurah, karena memberi kepada orang yang tidak
mengenal padamu; dan assu’dad (keluhuran budi) adalah engkau merenungkan
nasib seseorang, tetapi orang itu tidak merenungkan keadaanmu.
<=== To Be Continued ===>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar