(85) Maalik Al-Mulk (Pemilik Kerajaan) ;
(86)
Dzuu Al-Jalaal Wa Al-Ikraam (Pemilik
Keluhuran dan Kemuliaan)
Arti nama al-Jalaal telah diterangkan sebelumnya Al-Jaliil
berarti layak baginya sifat ketinggian, sifat-sifat kebesaran serta keagungan.
Barangsiapa yang sudah mengenal kebesaran-Nya hendaklah
merendahkan dan menghinakan diri kepada-Nya.
Diriwayatkan bahwa ada malaikat yang mulai diciptakan,
hingga kini dalam keadaan menangis, tiada terasa lemah maupun letih; dan setiap
tetes airmatanya, oleh Allah dijadikan malaikat pula, tidaklah mereka
mengangkat kepalanya sampai nanti tiba Hari Kiamat, dan yang selalu diucapkan
adalah:
“Maha Suci Engkau, kami tidak menyembah-Mu dengan
sebenar-benarnya penyembahan”.
Dikatakan bahwa ada di antara para malaikat pendukung Arasy,
yang bentuknya seperti ‘ijil (anak sapi jantan), ketika Bani Israil
menyembah anak sapi, para malaikat itu segera menutupi wajahnya karena malu
kepada Allah Swt.
Ibn Jalaa’ berkata: “Pernah terjadi pada suatu ketika
mengendarai seekor unta, lalu aku mengucapkan: “Jalla Allaah, unta itu
pun mengucapkan sebagaimana yang aku ucapkan dengan fasih”.
Tiadalah kebesaran, keagungan dan kemuliaan Jalla Allah itu
diiringi oleh pembantu dan bukan dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu, tetapi
Jalaal-Nya Ta’ala ialah sifat yang yang mengarah ke sifat-sifat ketinggian,
kemuliaan, dan keagungan.
Al-Ikraam berdekatan dengan arti al-In’aam (pemberi
nikmat), tetapi kata al-Ikraam lebih dikhususkan untuk-Nya. Dia memberi nikmat
kepada siapa yang tidak diberi ikraam, dan Dia tidak memberi Ikraam melainkan
kepada siapa yang diberi nikmat.
Ikraam Allah Swt kepada hamba-Nya disegerakan di kala
di dunia ini dan di akhirat kelak. Dan atas serba kekurangan dan kelengahan
yang ada pada diri si hamba, maka al-Haq Swt menganugerahi nikmat atasnya,
sedang si hamba bersyukur kepada selain-Nya
dan memberi rezeki kepadanya, sedang ia berkhidmat dan memohon kepada
selain-Nya.
<=== To Be Continued ===>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar