(71) Al-Shamad (Yang Maha Dibutuhkan)
Adapun makna dari al-Shamad adalah al-Baaqii,
artinya yang kekal, yang tiada akan lenyap. Sementara al-Daa’im adalah
yang kekal terus-menerus, yang tidak diberi makan untuk selama-lamanya, yang
tidak membutuhkan sokongan, rongga maupun lambung. Penisbatan Dia sebagai al-Shamad
berarti Dia adalah tujuan segala hajat, karena hanya Dia yang dibutuhkan.
Ditambahkan, dalam al-Shamad juga tercakup al-Sayyid artinya
pada-Nya kesudahan segala kekuasaan dan kemuliaan.
Setelah mengenal bahwa Dia adalah Tuhan al-Daa’im,
niscaya orang itu akan memandang dunia ini dengan jalan zuhud; apa pun
benda-benda atau sesuatu yang ada di dunia ini yang benar-benar tidak
bermanfaat, bahkan yang halal sekalipun, berusaha ia lepaskan. Ia tidak mau
tergantung atau terikat kepada mereka. Karena ia hanya ingin mengikatkan
dirinya kepada-Nya.
Para hukama berkata:
“Andaikan dunia ini dari emas, tetapi akan fana; dan akhirat itu dari tembikar,
tetapi kekal. Maka bagi orang yang berakal pasti tidak menginginkan emas dan
intan yang fana itu, melainkan akan memilih yang kekal walaupun dari tembikar”.
Lalu bagaimana mengetahui kenyataan bahwa dunia ini dan
segala sesuatu yang berada di atasnya, pada hakikatnya adalah tanah dan debu
yang akan fana?
Dikisahkan, ada seorang yang sedang menggali tanah di sudut
rumahnya yang baru saja dibeli, tanpa disengaja ia menemukan kendi berisi
emas. Kemudian ia datang ke tempat penjual rumah dan mengatakan: “Saya membeli
rumah Anda dan bukan membeli emas, maka
kendi ini saya serahkan kepada Anda”. Kata si penjual rumah: “Saya menjual
rumah termasuk apa yang ada di dalamnya, jadi emas ini milik Anda”. Karena
tidak mencapai kata sepakat, keduanya lalu datang kepada seorang hakim. Oleh
hakim tadi, keduanya ditanya apakah Anda mempunyai anak yang sudah dewasa? Si
pembeli menjawab: “Anakku laki-laki”. Si penjual menjawab: “Anakku perempuan”.
Hakim pun berkata: “Nah! Kalau begitu kawinkan saja anak kalian, dan kendi itu
berikan padanya untuk nafkah”. Inilah gambaran mereka yang memandang bahwa
dunia dan seisinya bukanlah segala-galanya.
Berikut ini peristiwa lain. Ada dua orang saling bertengkar mengenai
sebidang tanah. Dengan takdir Allah, batu merah yang terdapat di dinding tembok
di atas tanah itu saling berbicara. Yang satu berkata: “Tahukah Anda, bahwa
diriku ini asal mulanya dari seorang raja yang berkuasa di dunia ini selama
seribu tahun, lalu aku pun mati dan tulang belulangku hancur berserakan selama
seribu tahun. Tanah liat yang bercampur dengan tulang belulangku ini dijadikan
barang dari tembikar, kemudian tembikar itu pun pecah, dan aku tinggal selama
seribu tahun. Setelah itu aku diambil kembali dan dijadikan batu bata, dan
inilah keadaanku sekarang ini”.
Dua orang yang bertengkar itu pun terdiam mendengar percakapan
batu bata itu, dan akhirnya keduanya menyadari, sehingga berakhirlah
pertengkaran itu.
Ketahuilah saudaraku! Allah tidak makan, bahkan Dia memberi
makan. Maka setiap manusia yang mengejar-ngejar rezeki, hendaknya hanya
kepada-Nya saja menggantungkan diri dan bertawakal dalam segala hal. Jangan
menuduh buruk terhadap rezeki-Nya, dan juga jangan meremehkan mereka yang
meminta bantuan.
Tidak ada satu pun yang dapat menyamai-Nya baik dalam
penciptaan maupun rezeki. Jika Anda sudah mengerti ini: tidak dibenarkan Anda
mengharapkan apa-apa yang diinginkan kepada sesamanya.
Siapa yang telah mengenal bahwa hanya kepada-Nya manusia
ber-shamad untuk segala keperluan dan hajatnya, niscaya hanya kepada-Nya
saja melaporkan segala kebutuhan; mengajukan segala keperluan kepada-Nya;
menggantungkan harapan dan cita-cita hanya kepada-Nya; merendahkan diri hanya
kepada-Nya.
Rombongan para sufi berziarah ke makam Rasulullah saw dan
memanjatkan doa:
Tuhanku!... Bila Engkau menganugerahi pada kami ampunan,
niscaya Engkau senangkan hati Nabi-Mu ini.Tetapi apabila tidak, senang dan
bahagialah hati musuhmu (syaitan) dengan kemalangan kami. Jauh sekali, wahai
Tuhan! Jika kepada-Mu memilih penolakan yang menggembirakan musuh-Mu atas
kesenangan wali-Mu.
<=== To Be Continued ===>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar