Rabu, 10 Oktober 2012

(55) Asma al-Husna: Al-Wakiil



(55) Al-Wakiil (Yang Maha Memiliki / Pemelihara)

Al-Wakiil adalah Dia yang dapat diserahi suatu urusan. Siapa yang sudah mengenal-Nya, niscaya akan menyerahkan semua urusan kepada-Nya. Dialah yang mengurusi hal-ihwal hamba-hamba-Nya. Dialah yang membuat tindakan dan Dia pula yang mengadakan pilihan. Apabila suatu persoalan ditangani oleh-Nya, maka hamba itu pun dipelihara dan dicukupi dari segala pekerjaan dan kebutuhan.

Karena itu, seorang hamba harus tahu diri. Ia tidak sekedar menyampaikan hajat kebutuhannya, dan berharap cepat-cepat memperolehnya. Namun yang paling penting dari itu adalah menyerahkan segala-Nya pada kebijakan-Nya. Sehingga di antara tanda-tanda Tauhid itu adalah ia menempatkan dirinya di atas permadani tawakal.

Dikisahkan mengenai Ahmad ibn Khadrawaih ketika menjelang ajalnya ia masih menanggung utang sebanyak 70.000 dirham. Dan di sekeliling ia berkumpul orang-orang yang hendak menagih utang mereka. Lalu ia berdoa: “Ya Ilahi! Ruhku tergadai di tangan-tangan mereka, bila Engkau menghendaki ruhku, sudilah kiranya Engkau lunasi hak-hak mereka!” Tiba-tiba pintu diketuk dan masuklah orang yang tidak dikenal, lalu dia berkata: “Wahai, penagih utang keluarlah kalian dari bilik ini”. Wafatlah Ahmad ibn Khadhrawaih.

Ketahuilah, barangsiapa yang menjadikan seorang makhluk sebagai wakil untuk dirinya, pastilah wakil itu menuntut gaji. Namun tidak jarang banyak yang berkhianat, baik dalam harta maupun pekerjaan; atau seharusnya hal-hal bersifat privasi dirahasiakan, tetapi tidak jarang dibeberkan di depan publik.

Tetapi sangat berbeda jika Anda menjadikan Allah sebagai wakil. Dia tidak saja akan menjaga dan memelihara Anda dengan baik. Lebih dari Anda akan menerima pahala dan yang dicita-citakan pasti akan tercapai. Dia akan bertindak lemah-lembut dalam hal-hal yang serba rumit, yang tidak dapat diselesaikan oleh Anda.

Barangsiapa yang menjadikan Rabbul ‘Alamin sebagai wakil dirinya, maka ia pun hendaknya mewakili-Nya. Kecuali mengenai kewajiban-kewajiban yang sudah lazim dilakukan olehnya. Si hamba harus bergulat melawan dirinya, baik siang maupun malam, tanpa pernah merasa letih sedikit pun, sebagaimana bunyi syair di bawah ini:

Engkaulah pengawas atas diriku,
Yang bermukim dalam jantung hatiku
Ketika kuinginkan keringanan: itu mustahil
Yang kutemui kesukaran dan kepayahan.


<===  To Be Continued  ===>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlangganan via E-mail

Subscribe Here

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...