Selasa, 26 Juni 2012

(17) Asma al-Husna : al-Wahhaab

Asma al-Husna : al-Wahhaab





(17) al-Wahhaab (Yang Maha Pemberi)

Termasuk juga nama-nama-Nya adalah al-Waahib dan al-Wahhaab. Al-Waahib artinya memberi, sedang al-Wahhaab adalah yang sangat pemberi, dan ini termasuk sifat perbuatan.

Kelembutan pemberian dan karunia allah Swt itu sangatlah banyak. Dia memberi sebelum diminta, dan melimpahkan ketentuan kemurahan dan karunia-Nya.

Nabi Musa pernah berkata, “Ya Tuhan! Sesungguhnya aku melihat dalam Taurat ada suatu umat yang di rongga dada mereka terdapat lampu-lampu yang menyala; siapakah mereka itu?” Allah berfirman: “Mereka itu umat Muhammad”.

Setiap Nabi Musa menghitung-hitung sifat mereka yang tersebut dalam Taurat, Allah menjawab dengan firman-Nya bahwa mereka itu adalah umat Muhammad. Hal ini menyebabkan Musa merasa rindu untuk berjumpa dengan mereka, dan Allah Swt menjawab: “Sesungguhnya engkau (Musa) tidak mungkin dapat berjumpa mereka, tetapi bila engkau mau, niscaya Aku perdengarkan padamu suara-suara mereka”. Kemudian Allah menyeru kepada umat Muhammad, sedangkan mereka masih berada di sulbi-sulbi bapak mereka.

Mereka menyahut: “Labbaik, ya Tuhan kami!” Allah pun melanjutkan firman-Nya: “Hai umat Muhammad! Aku telah menganugerahi kalian dengan pemberian-pemberian sebelum kalian memohon kepada-Ku, dan Aku telah mengampuni sebelum kalian memohon ampun kepada-Ku”.

Diceritakan, al-Syibli pernah bertanya kepada rekannya, Abu ‘Ali al-Tsiqafi: “Nama yang manakah dari nama-nama-Nya Swt yang amat sering terucap oleh lisan Anda?” Rekan itu menjawab: “Nama al-Wahhaab”. Mendengar jawaban rekannya itu al-Syibli berkomentar: “Pantas saja harta kekayaanya melimpah”.

Di kalangan sufi ada yang berbagi pengalaman bahwa ia pernah melihat orang tua dari pegunungan [Baduwi], sedang ber-thawaf dengan telanjang sambil bersyair:

Tidak malukah Engkau wahai Pencipta semua makhluk,
Aku datang kepada-Mu dalam keadaan telanjang,
Sedang Engkau Maha Dermawan.
Seluruh anak babi Engkau beri rezeki,
Namun, Engkau tinggalkan aku
Orang tua yang bapaknya Tamim.

Baduwi tua itu kutegur: “Pantaskah engkau menegur Allah dengan kata-kata demikian?” Baduwi itu pun menimpali: “Engkau tahu apa, jauhlah dari sini! Aku lebih mengenal-Nya daripada kamu”. Tidak lama setelah itu, datang seorang memakai jubah Khuz (jubah yang terbuat dari sutera dan bulu) dengan gagah. Baduwi itu menghampiriku dan mengatakan: “Bukankah sudah kukatakan tadi, bahwa aku lebih mengenal-Nya daripada kamu? Lihat! Aku telah mencela-Nya, maka langsung saja Dia menganugerahi jubah Khuz padaku”.

Karena itu, pantaslah bagi mereka yang sudah mengenal-Nya bahwa Dialah al-Wahhaab, tidak akan pernah mengadukam keperluannya selain hanya kepada-Nya, dan tidak akan menyerah diri kecuali kepada-Nya.

<===  To Be Continued  ===>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlangganan via E-mail

Subscribe Here

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...