Asma al-Husna : al-Qahhaar
(16) al-Qahhaar (Yang Maha Mengalahkan)
Dalam al-Qur’an dijumpai dua nama Allah Swt, al-Qaahir
dan al-Qahhaar. Al-Qahhaar adalah sifat zat dan sifat perbuatan
yang melebihi al-Qaahir. Al-Qaahir adalah kemauan-Nya yang dapat
terlaksana terhadap para makhluk baik mereka menerima ataupun menolaknya, rela
ataupun benci.
Ketahuilah bahwa Allah Swt telah menaklukkan jiwa para ‘abid
(ahli ibadah) dengan perasaan takut akan siksa-Nya; hati para ‘arif
ditaklukkan dengan kekuatan qurbat (kedekatan)-Nya; dan ruh para pencinta
dengan penyingkapan hakikat-Nya. Sehingga bagi tiga tingkatan ini akan tampak
bahwa: para ‘abid tidak berjiwa karena keabsolutan kekuasaan
perbuatan-Nya atas dirinya; para ‘arif kehilangan hati karena
keabsolutan kehadiran-Nya atas dirinya; dan ruh para pencinta kehilangan ruh
karena keabsolutan penyingkapan Jamal dan Jalal-Nya.
Ketahuilah, Allah Swt telah menaklukkan seluruh hamba-Nya
dengan kematian (al-maut). Tidak satu pun dari makhluk-makhluk-Nya yang
terhindar dari kematian, baik Malaikat Muqarrab (Malaikat yang paling dekat
dengan Allah) maupun para nabi yang menjadi utusan-Nya. Keperkasaan dan
kekuatan mereka tidak berdaya sama sekali di hadapan-Nya.
Hal yang sama, Allah Swt juga akan mematikan Malaikat Maut
(Izrail) dan memberikan kedahsyatan rasa mati padanya. Sehingga ketika ruh
Malaikat Maut ini dicabutnya sendiri – karena dialah makhluk Allah yang
terakhir – ia pun akan berkata: “Demi keperkasaan-Mu! Andaikan aku tahu betapa
dahsyatnya sakitnya kematian, tentu aku enggan mencabut ruh seorang pun”. Ini
juga merupakan makna al-Qahr (penaklukkan) Allah Swt. Karena itu ketika
Dia sudah mencabut ruh semua makhluk, Dia pun berseru: “Milik sapakah
kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Tunggal lagi Maha Perkasa” (QS.
al-Mu’min / al-Ghaffir [40]: 16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar