( 76) Al-Awwal (Yang Awal) ; (77) Al-Akhir
(Yang Akhir) ;
(78) Al-Zhaahir (Yang Maha Nyata) ; (79) Al-Baathin (Yang Maha Tersembunyi)
Al-Awwal sebagai sifat-Nya dapat diartikan sebagai al-Qadiim
(yang terdahulu, lawan yang baru) al-Azalii (yang silam / lampau), dan
yang tidak permulaan bagi-Nya. Al-Aakhir sebagai sifat-Nya dapat
diartikan sebagai tidak ada kesudahan bagi-Nya, tidak berakhir dalam wujud-Nya.
Al-Zhaahir sebagai sifat-Nya berarti sebagai al-Qaahir (Yang Maha
Memaksa dan menaklukkan) terhadap makhluk-Nya; al-Baathin sebagai
sifat-Nya berarti Yang Maha Mengetahui terhadap makhluk-Nya, yang mengurusi
hal-ihwal makhluk-Nya. Sifat ini bisa juga diartikan sebagai yang Zhaahir –
bagi akal yang sehat – dengan ayat-ayat, dalil dan tanda-tanda tauhid-Nya
(ketunggalan-Nya). Atau, Yang Maha Perkasa atas suatu kaum yang terhijab (akal
dan hatinya), sehingga mereka mengingkari eksistensi-Nya, menyangkal dan
membantah-Nya.
Nama-nama Allah Swt ini merupakan isyarat bagi sifat
perbuatan. Dialah Yang Awal dengan ihsaan-Nya; Yang Akhir dengan
ampunan-Nya, yang lahir dengan nikmat-Nya dan yang batin dengan rahmat-Nya.
Dikatakan al-Awwal, yang pertama dengan kebaikan
pemberian. Ini merupakan langkah pertama bagi-Nya untuk perkenalan pendahuluan.
Kalau bukan taufik dan hidayah-Nya yang mendahului, maka tidaklah seorang hamba
mampu mengenal-Nya. Dialah yang awal dengan hidayah, akhir dengan ri’aayat (pemeliharaan),
lahir dengan kifaayat (mencukupi), dan batin dengan inaayat (pertalian).
Al-Awwal bermula dengan pemberian dan kebahagiaan,
dan al-Aakhir berkesudahan dengan pemberian pertolongan; yang Zhaahir
adalah pemberian kemuliaan-Nya, dan yang Baathin adalah penunjukkan jalan
yang lurus.
<=== To Be Continued ===>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar