Selasa, 02 Oktober 2012

(49) Asma al-Husna: Al-Wasii’





(49) Al-Wasii’ (Yang Maha Luas)

Makna al-Waasi’ dalam sifat-Nya ‘Azza wa Jalla adalah yang ‘Aalim, sebagaimana firman-Nya:

“Wa si ‘ta kulla syai ‘in rahmatan wa ‘ilmaan”

Artinya:  “Rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu” (QS. al-Mu’min [40]: 7).

Dalam surat lain disebutkan:

“Wa si ‘a kursiyyuhu al-samaawaati wa al-ardl”

Artinya: “Luas kursi-Nya meliputi langit dan bumi” (QS. al-Baqarah [2]: 255).

Al-Waasi’ bisa juga bermakna “Yang Maha Kaya”. Ini merujuk firman-Nya:

Li yunfiq dzuu sa ‘atin min sa ’atihi”

Artinya:  “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya” (QS. al-Thalaq [65]: 7).

Di samping itu, Dialah Yang Maha Luas pemberian-Nya, yang penuh kebaikan. Pengertian ini mengindikasikan bahwa pemberian-Nya tidak dapat dihitung dan dirinci, sebagaimana firman-Nya:

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukannya (QS. Al-Nahl [16]: 18).

Nikmat Allah Swt itu ada dua macam, yaitu nikmat kemanfaatan, yakni nikmat yang diberikan kepada kita yang dapat dilihat dan diketahui; dan nikmat pencegahan, yaitu nikmat yang berwujud pencegahan atau penghindaran diri kita dari sesuatu yang membahayakan atau mencelakakan, misalnya ujian kebinasaan atau kecelakaan. Nikmat pencegahan adalah nikmat yang samar, pengetahuan kita tentang hal ini sangatlah sedikit dan jarang sekali diketahui. Kenikmatan jenis kedua ini lebih sempurna dari kenikmatan yang pertama, karena pencegahan akan sesuatu yan bakal menimpa diri kita, layak didahulukan daripada manfaat kenikmatan.

Perlu kiranya Anda ketahui bahwa “disempitkannya” selagi di dunia ini juga merupakan nikmat Allah atas hamba-Nya. Kenikmatan yang demikian, sebenarnya lebih melimpah daripada kenikmatan “dilapangkan”. Tingkat kedekatan hamba kepada Allah dapat diukur berdasarkan semakin jauhnya hamba tersebut dari dunia.

Sebuah kisah di zaman Khalifah al-Mu’tashim. Ia mengirim harta Abu al-Husain al-Nuri untuk dibagi-bagikan kepada rekan-rekan ia. Al-Nuri meletakkan uang itu di sebuah rumah, lalu ia berkata kepada para fuqara (orang-orang miskin): “Masuklah kalian ke rumah itu dan ambillah uang yang berada di dalamnya sesuai dengan keperluan kalian!”
Mereka pun masuk, ada yang mengambil satu daniq, ada yang satu dirham, dan ada pula yang melebihi daripada itu. Kemudian al-Nuri pun berkomentar: “Dekat dan jauh kalian dengan al-Haq Ta’ala, sama dengan kadar yang kalian ambil”.


<===  To Be Continued  ===>


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berlangganan via E-mail

Subscribe Here

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...