(49) Al-Wasii’ (Yang Maha Luas)
Makna al-Waasi’ dalam sifat-Nya ‘Azza wa Jalla adalah
yang ‘Aalim, sebagaimana firman-Nya:
“Wa si ‘ta kulla syai ‘in rahmatan wa ‘ilmaan”
Artinya: “Rahmat
dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu” (QS. al-Mu’min [40]: 7).
Dalam surat
lain disebutkan:
“Wa si ‘a kursiyyuhu al-samaawaati wa al-ardl”
Artinya: “Luas kursi-Nya meliputi langit dan bumi” (QS.
al-Baqarah [2]: 255).
Al-Waasi’ bisa juga bermakna “Yang Maha Kaya”. Ini
merujuk firman-Nya:
“Li yunfiq dzuu sa ‘atin min sa ’atihi”
Artinya: “Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya” (QS. al-Thalaq [65]:
7).
Di samping itu, Dialah Yang Maha Luas pemberian-Nya, yang
penuh kebaikan. Pengertian ini mengindikasikan bahwa pemberian-Nya tidak dapat
dihitung dan dirinci, sebagaimana firman-Nya:
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya
kamu tak dapat menentukannya (QS. Al-Nahl [16]: 18).
Nikmat Allah Swt itu ada dua macam, yaitu nikmat
kemanfaatan, yakni nikmat yang diberikan kepada kita yang dapat dilihat dan
diketahui; dan nikmat pencegahan, yaitu nikmat yang berwujud pencegahan
atau penghindaran diri kita dari sesuatu yang membahayakan atau mencelakakan,
misalnya ujian kebinasaan atau kecelakaan. Nikmat pencegahan adalah
nikmat yang samar, pengetahuan kita tentang hal ini sangatlah sedikit dan
jarang sekali diketahui. Kenikmatan jenis kedua ini lebih sempurna dari
kenikmatan yang pertama, karena pencegahan akan sesuatu yan bakal menimpa diri
kita, layak didahulukan daripada manfaat kenikmatan.
Perlu kiranya Anda ketahui bahwa “disempitkannya” selagi di
dunia ini juga merupakan nikmat Allah atas hamba-Nya. Kenikmatan yang demikian,
sebenarnya lebih melimpah daripada kenikmatan “dilapangkan”. Tingkat kedekatan
hamba kepada Allah dapat diukur berdasarkan semakin jauhnya hamba tersebut dari
dunia.
Sebuah kisah di zaman Khalifah al-Mu’tashim. Ia mengirim
harta Abu al-Husain al-Nuri untuk dibagi-bagikan kepada rekan-rekan ia. Al-Nuri
meletakkan uang itu di sebuah rumah, lalu ia berkata kepada para fuqara
(orang-orang miskin): “Masuklah kalian ke rumah itu dan ambillah uang yang
berada di dalamnya sesuai dengan keperluan kalian!”
Mereka pun masuk, ada yang mengambil satu daniq, ada yang
satu dirham, dan ada pula yang melebihi daripada itu. Kemudian al-Nuri pun
berkomentar: “Dekat dan jauh kalian dengan al-Haq Ta’ala, sama dengan kadar
yang kalian ambil”.
<=== To Be Continued ===>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar